Kertanegara (1268-1292 M)
Tahun 1268 M Kertanegara naik takhta menggantikan Ronggowuni. Ia bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal di Singhasari. Ia bercita-cita, Singhasari menjadi kerajaan yang besar. Untuk mewujudkan cita-citanya, maka Kertanegara melakukan berbagai usaha.
Perluasan Daerah Singhasari
Mertanegara menginginkan wilayah Singhasari hingga meliputi seluruh Nusantara. Beberapa daerah berhasil ditaklukkan, misalnya Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, SUnda dan Pahang. Penguasaan daerah-daerah diluar Jawa yang merupakan pelaksaan politik luar negeri bertujuan untuk mengimbangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina.
Sumber Gambar : https://ngalam.co/wp-content/uploads/2016/05/Candi-Singosari.jpg
Pada tahun 1275 M Raja Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini untuk menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, untuk menguasainya harus melalui daerah sekitarnya termasuk bersahabat dan menanamkan pengaruh Singhasari di Melayu.
Sebagai tanda persahabatan Kertanegara menhadiahkan patung Amogapasa kepada penguasa Melayu. Ekspedisi Pamalayu diharapkan akan menggoyahkan Sriwijaya. Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Kertanegara menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain diluar Kepulauan Indonesia. Misalnya dengan Raja Jayasingawarman III dan Kerajaan Campa.
Bahkan Raja Jayasingawarman III memperistri salah seorang saudara perempuan dari Kertanegara. Kertanegara memandang Cina sebagai saingan. Berkali-kali utusan Kaisar Cina memaksa Kertanegara agar mengakui kekuasaan Cina, tetapi ditolak oleh Kertanegara.
Terakhir pada tahun 1289 M datang utusan cina yang dipimpin oleh Mengki. Kertanegara marah, mengki disakiti dan disuruh kembali ke Cina. Hal inilah yang membuat marah Kaisar Cina yang bernama Kubilai Chan. Ia merencanakan membalas tindakan Kertanegara.
Perkembangan Politik dan Pemerintahan
Untuk menciptakan pemerintah yang kuat dan teratur, Kertanegara telah membentuk badan-badan pelaksana. raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian Raja mengangkat tim penasihat yang terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.
Untuk membantu raja dalam pelaksanaan pemerintahan, diangkat beberapa pejabat petinggi kerajaan yang terdiri atas Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan Rakryan Kanuruhan. Selain itu, ada pegawai-pegawai rendahan.
Untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri, Kertangegara melakukan penataan di lingkingan para pejabat. rang-orang yang tidak setuju dengan cita-cita Kertanegara diganti. Sebagai contoh, Patih Raganata (Kebo Arema) diganti oleh Aragani dan Banyak Wide dipindahkan ke Madura, menjadi Bupati Sumenep nama Arya Wiraja.
Kehidupan Agama
Pada masa pemerintahan kertangera, agama Hindu maupun Buddha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi Sinkretisme antara agama Hindu dan Buddha, menjadi bentuk Syiwa-Buddha. Sebagai contoh, berkembangnya aliran Tantrayana. Kertanegara sendiri penganut aliran Tantrayana.
Usaha untuk memperluas wilayah dan mencari dukungan dari berbagai daerah terus dilakukan oleh Kertanegara. Banyak pasukan Singhasari yang dikirim ke berbagai daerah antara lain ke tanah Melayu. Oleh karena itu, kekuatan ibu kota kerajaan berkurang.
Keadaan ini diketahui oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap kekuasaan Kertanegara. Pihak yang tidak senang itu antara lain Jayakatwang, penguasa Kediri. Ia berusaha menjatuhkan kekuasaan Kertanegara.
Saat yang dinantikan oleh Jayakatwang ternyata tiba. Istana Kerajaan Singhasari dalam keadaan lemah. Pasukan kerajaan hanya tersisa sebagian kecil. Pada saat itu Kertanegara sedang melakukan upacara keagamaan dengan pesta pora, sehingga Kertangera benar-benar lengah.
Tiba-tiba Jayakatwang menyerbu istana Kertanegara. Serangan Jayakatwang dibagi menjadi dua arah. Sebagian kecil pasukan Kediri menyerang dari arah utara untuk memancing pasukan Singhasari keluar dari pusat kerajaan. Sementara itu induk pasukan Kediri bergerak dan menyerang dari arah selatan.
Untuk mengahadapi serangan Jayakatwang, Kertanegara mengirimkan pasukan yang ada di bawah pimpinan Raden Wijaya dan Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang dan menantu dari Kertanegara. Pasukan Kediri yang datang dari arah utara dapat dikalahkan oleh pasukan Raden Wijaya, akan tetapi pasukan inti dengan leluasa masuk dan menyerang istana, sehingga berhasil menewaskan Kertaneagara.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M. Radn Wijaya dan pengikutnya kemudian meloloskan diri setelah mengetahui istana kerajaan dihancurkan oleh pasukan Kediri. Sedangkan Ardaraja membalik dan bergabung dengan pasukan Kediri.
Jenazah Kertanegara kemudian dicandikan di dua tempat, yaitu di Candi Jawi di Pandaan dan di Candi Singosari, didaerah Singosari, Malang. Sebagai raja yang besar, nama Kertanegara diabadikan diberbagai tempat. Bahkan di Surabaya ada sebuah arca Kertanegara yang menyerupai bentuk arca Buddha. Arca Kertanegara itu dinamakan arca Joko Dolok. Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah Kerajaan Singhasari.
Jadi itulah Pernyataan dari Wawasan Kok hari ini, semoga anda bisa mencermati semua wawasan di artikel ini, Selalu berdoa dan berusaha agar sukses dan menjadi orang baik ya teman-teman.
0 Response to "Mengenal Kepemimpinan Raja Kertanegara pada waktu naik takhta di Kerajaan Singhasari"
Post a Comment