Homo sapiens artinya adalah Manusia Sempurna baik dari segi fisik, volume otak mauoun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang-kadang Homo Sapiens juga diartikan dengan 'manusia bijak' karena telah lebih maju dalam berpikir dan menyiasati tantangan alam.
Bagaimanakah mereka muncul ke bumi pertama kali dan kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini?
Para ahli paleoantropologi dapat melukiskan perbedaan morfologis antara Homo Sapiens dengan pendahulunya, yaitu Homo Erectus. Rangka Homo Sapiens kurang kekar posturnya dibandingkan Homo Erectus.
Salah satu alasannya karena tulang belulangnya tidak setebal dan sekompak Homo Erectus.
Hal ini mengindikasikan bahwa secara fisik Homo Sapiens hauh lebih lemah dibanding sang pendahulu tersebut. Di lain pihak, ciri-ciri morfologis maupun biometriks Homo Sapiens menunjukkan karakter yang lebih berovolusi dan lebih modern dibandingkan dengan Homo Erectus.
Sebagai misal, karakter evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnya kapasitas otak.
Homo Sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar (rata-rata 1.400 cc), dengan atap tengkorak yang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo Erectus yang mempunyai tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc.
Segi-segi morfologis dan tingkatan kepurbaannya menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata antara kedua spesies dalam genus Homo tersebut.
Homo Sapiens akhirnya tampil sebagai yang sangat tangguh dalan beradaptasi dengan lingkungannya, dan dengan cepat menghuni berbagai permukaan dunia ini.
Berdasarkan bukti-bukti penemuan, sejauh ini manusia modern awal di Kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara paling tidak tela hadir sejak 45.000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, kehidupan manusia modern ini dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu Kehidupan Manusia Modern awal yang kehadirannya hingg akhir zaman es.
(sekitar 12.000 tahun lalu), kemudian dilanjutkan oleh kehidupan manusia modern yang lebih belakangan, dan berdasarkan karakter fisiknya dikenal sebagai ras Austromelanesoid.
Mulai disekitar 4000 tahun lalu muncul penghuni baru di Kepulauan Indonesia yang dikenal sebagai penutur bahasa Austronesia. Berdasarkan karakter fisiknya makhluk manusia ini tergolong dalam ras Mogoloid.
Beberapa spesimen (penggolongan) manusia Homo Sapiens dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Manusia Wajak
Manusia Wajak (Homo Wajakensis) merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan perkembangannga dengan manusia modern awal dari akhir kala Pleistosen.
Pada tahun 1889, manusia Wajak ditemukan B.D. van Rietschoten disebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Sartono Kartodirjo menguraikan tentang temuan itu, berupa tengkorak, termasuk fragmen rahang bawah, dan beberapa ruas leher.
Temuan Wajak itu adalah Homo Sapiens. Mukanya datar dan lebar, akar hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol sedikit. Dahinya agak miring dan di atas matanya ada busur kening nyata.
Tengkorak ini diperkirakan milik seorang perempuan 30 tahun dan mempunyai volume otak 1.630 cc. Wajak kedua ditemukan oleh Dubois pada tahun 1890 ditempat yang sama. Temuan berupa fragmen-fragmen tulang tenngkorak, rahang atas dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kring. Pada tengkorak ini terlihat juga busur kening yang nyata. Pada tengkorak laki-laki perlekatan otot sangat nyata. Langit-langit juga dalam.
Rahang bawah besar dengan gigi-gigi yang besar pula. Kalau menutup gigi muka atas mengenai gigi muka bawah. Dari tulang pahanya dapat diketahui bahwa tinggi tubuhnya kira-kira 173 cm.
Dengan demikan dapat dikatakan bahwa manusia Wajak bertubuh dinggi dengan isi tengkorak yang besar. Wajak sudah termasuk Homo Sapiens, jadi sangat berbeda ciri-cirinya dengan Pithecanthropus. Manusia Wajak mempunyai ciri-ciri baik Mongoloid maupun Austromelanesoid. Diperkirakan dari manusia Wajak inilah sub-ras Melayu Indonesia dan turut pula berevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Hal itu dapat dilihat dari ciri tengkoraknya yang sedang atau agak lonjong itu berbentuk agak persegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang.
Muka cenderung lebih Mongoloid, oleh karena sangat datar dan pipinya sangat menonjon ke samping. Beberapa ciri lain juga memperlihatkan ciri-ciri kedua ras diatas.
Termuan Wajak menunjukkan pada kita bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Indonesia sudah didiami oleh Homo Sapiens yang rasnya sukar dicocokkan dengan ras-ras pokok yang terdapat sekarang, sehingga manusia Wajak dapat dianggap sebagai suatu ras tersendiri. Manusia Wajak tidak langsung berevolusi dari Pithecanthropus, tetapi mungkin tahapan Homo neanderthalensis yang beum ditemukan di Indonesia ataupun dari Homo neanderthalensis ditempat Pithecanthropus Erectus ataupun satu ras yang mungkin berevolusi ke arah Homo yang ditemukan di Indonesia.
Manusia Wajak itu tidak hanya mendiami Kepulauan Indonesia bagian Barat saja, akan tetapi juga di sebagian Kepulauan Indonesia bagian Timur. Ras Wajak ini merupakan penduduk Homo Sapiens yang kemudian menurunkan ras-ras yang kemudian kita kenal sekarang. Melihat ciri-ciri Mongoloidnya lebih banyak, maka ia lebih dekat dengan sub-ras Melayu Indonesia.
Hubungannya dengan ras Australoid dan Melanesoid sekarang lebih jauh, oleh karena kedua sub-ras ini baru mencapai bentuknya yang sekarang ditempatnya yang baru. Mungkin juga ras Austromelanesoid yang dahulu berasal dari ras Wajak.
Jadi itulah Pernyataan dari Wawasan Kok hari ini, semoga anda bisa mencermati semua wawasan di artikel ini, Selalu berdoa dan berusaha agar sukses dan menjadi orang baik ya teman-teman.
Rahang bawah besar dengan gigi-gigi yang besar pula. Kalau menutup gigi muka atas mengenai gigi muka bawah. Dari tulang pahanya dapat diketahui bahwa tinggi tubuhnya kira-kira 173 cm.
Dengan demikan dapat dikatakan bahwa manusia Wajak bertubuh dinggi dengan isi tengkorak yang besar. Wajak sudah termasuk Homo Sapiens, jadi sangat berbeda ciri-cirinya dengan Pithecanthropus. Manusia Wajak mempunyai ciri-ciri baik Mongoloid maupun Austromelanesoid. Diperkirakan dari manusia Wajak inilah sub-ras Melayu Indonesia dan turut pula berevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Hal itu dapat dilihat dari ciri tengkoraknya yang sedang atau agak lonjong itu berbentuk agak persegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang.
Muka cenderung lebih Mongoloid, oleh karena sangat datar dan pipinya sangat menonjon ke samping. Beberapa ciri lain juga memperlihatkan ciri-ciri kedua ras diatas.
Termuan Wajak menunjukkan pada kita bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Indonesia sudah didiami oleh Homo Sapiens yang rasnya sukar dicocokkan dengan ras-ras pokok yang terdapat sekarang, sehingga manusia Wajak dapat dianggap sebagai suatu ras tersendiri. Manusia Wajak tidak langsung berevolusi dari Pithecanthropus, tetapi mungkin tahapan Homo neanderthalensis yang beum ditemukan di Indonesia ataupun dari Homo neanderthalensis ditempat Pithecanthropus Erectus ataupun satu ras yang mungkin berevolusi ke arah Homo yang ditemukan di Indonesia.
Manusia Wajak itu tidak hanya mendiami Kepulauan Indonesia bagian Barat saja, akan tetapi juga di sebagian Kepulauan Indonesia bagian Timur. Ras Wajak ini merupakan penduduk Homo Sapiens yang kemudian menurunkan ras-ras yang kemudian kita kenal sekarang. Melihat ciri-ciri Mongoloidnya lebih banyak, maka ia lebih dekat dengan sub-ras Melayu Indonesia.
Hubungannya dengan ras Australoid dan Melanesoid sekarang lebih jauh, oleh karena kedua sub-ras ini baru mencapai bentuknya yang sekarang ditempatnya yang baru. Mungkin juga ras Austromelanesoid yang dahulu berasal dari ras Wajak.
Jadi itulah Pernyataan dari Wawasan Kok hari ini, semoga anda bisa mencermati semua wawasan di artikel ini, Selalu berdoa dan berusaha agar sukses dan menjadi orang baik ya teman-teman.
0 Response to "Pengertian Homo Sapiens, Manusia purba seperti Kera"
Post a Comment