Pastinya anda sangat mengagumi jika ada Wanita atau Perempuan yang memimpin sebuah kerajaan, apalagi Wanita tersebut sangat tegas dalam menegakkan peraturan, sifat tegas harus dimiliki oleh setiap orang, apalagi untuk sebuah Pemimpin atau Raja karena jika Pemimpin mempunyai jiwa tegas, maka rakyatnya akan menyukai dan menganggap pemimpin mereka sangat bijaksana dan tidak tergantung pada orang lain. Disamping itu kita tahu bahwa Wanita juga tidak kalah dengan Pria.
Kerajaan Kalingga
Ada seorang wanita di Kerajaan Kalingga bernama Ratu Sima, Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Ia digambarkan sebagai seorang pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan yang berlaku dalam kerajaan itu. Kerajaan Kalingga atau Holing, diperkirakan terletak di Jawa bagian Tengah.
Nama Kalingga berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Menurut berita Cina, disebelah timur Kalingga ada Poli (Bali sekarang), di sebelah barat Kalingga terdapat To-po-Teng (Sumatra). Sementara di sebelah utara Kalingga terdapat Chen-Ia (Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan dengan samudra.
Oleh karena itu, lokasi Kerajaan Kalingga diperkirakan terletak di Kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah atau disebelah utara Gunung Muria.
Sumber utama mengenai Kerajaan Kalingga adalah berita Cina, misalnya berita dari Dinasti T'ang. Sumber lain adalah Prasasti Tuk Mas di lereng Gunung Merbabu. Melalui berita Cina, banyak hal yang kita ketahui tentang perkembangan Kerajaan Kalingga dan kehidupan masyarakatnya. Kerajaan Kalingga berkembang kira-kira abad ke-7 sampai ke-9 M.
Pemerintah dan Kehidupan Masyarakat
Raja yang paling terkenal pada masa Kerajaan Kalingga adalah seorang raja wanita yang bernama Ratu Sma. Ia memerintah sekitar tahun 674 M. Ia dikenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan sangat bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat patuh terhadap semua peraturan yang berlaku.
Untukmencoba kejujuran rakyatnya, Ratu Sima pernah mencobanya, dengan meletakkan punndi-pundi emas di tengah jalan. Ternyata sampai waktu yang lama tidak ada yang mengusik pundi-pundi emas itu.
Akan tetapi, pada suatu hari ada anggota keluarga istana yang sedang jalan-jalan, menyentuh kantong pundi-pundi emas dengan kakinya. Hal ini diketahui Ratu Sima. Anggota keluarga istana itu dinilai salah dan harus diberi hukuman mati.
Akan tetapi atas usul persidangan para menteri, hukuman itu diperingan dengan hukuman potong kaki. Kisah ini menunjukkan, begitu tegas dan adilnya Ratu Sima. Ia tidak membedakkan antara rakyat dan anggota kerabatnya sendiri.
Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya adalah Buddha. Agama Buddha berkembang pesat. Bahkan pendeta Cina yang bernama Hwi-Ning datag di Kalingga dan tinggal selama tiga tahun.
Selama di Kalingga ia menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menerjemahkan kitab itu Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta bernamma Janabadra.
Kepemimpinan raja yang adil, menjadikan rakyat hidup teratur, aman, dan tenteram. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah bertani, karena wilayah Kalingga sangat subur untuk pertanian. Disamping itu, penduduk juga melakukan perdagangan.
Kerajaa Kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan Sriwijaya yang menguasai perdagangan. Serangan tersebut mengakibatkan pemerintahan Kijen menyingkir ke Jawa bagian timur atau mundur ke pedalaman Jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M.
Jadi itulah Pernyataan dari Wawasan Kok hari ini, semoga anda bisa mencermati semua wawasan di artikel ini, Selalu berdoa dan berusaha agar sukses dan menjadi orang baik ya teman-teman.
0 Response to "Penjelasan Kepemimpinan dan asal-usul Kerajaan Kalingga"
Post a Comment